Abstract: Setelah Perang Dunia II, kolonialisme Inggris bermaksud mengukuhkan kembali hegemoni dan dominasinya di Semenanjung Melayu. Namun, kaum aristokrat Melayu yang terdidik sejak masa kolonial menentang rencana tersebut. Dengan membangun organisasi perjuangan modern, United Malays National Organisation (UMNO), mereka memobilisasi gerakan sosial atas dasar ideologi nasionalisme keistimewaan Melayu sebagai penduduk asli Semenanjung. Ideologi yang dibangun sejak awal pendirian UMNO adalah menarik dukungan luas rakyat Melayu dengan tetap melestarikan keberadaan kesultanan yang dibatasi sebagai pemimpin negara, keagamaan dan budaya. Dalam konteks ini, meskipun Undang-Undang Dasar Malaysia membuktikan bahwa hak asasi dan demokrasi sebagai pilar penting Federasi Malaysia, namun ketuanan Melayu secara khusus telah mengukuhkan kekuasaan.......
ABSTRACT: After World War II, British colonialism aimed to reinstall his hegemony and domination in the Malay Peninsula. However, Malay aristocrats, the well-educated class at the colonialism era, opposed the plan. In this case, they built a modern organization, United Malays National Organisation (UMNO), as a political and social movement based on Malay nationalism to drive Malay peoples as native ones. Their ideology was to extract them while preserving the existence of sultans as supreme head of the country. In this context, even though Malay constitution proved
[1]. Ariel Heryanto and Sumit K.Mandal, Ed., Challenging Authoritarianism in Southeast Asia, Comparing Indonesia and Malaysia, RoutledgeCurzon, London, 2003.
[2]. Abd Ghapa Harun et al, "Cendekiawan Melayu, Media Melayu dan Gerakan Anti-Malayan Union, Malaysia Dari Segi Sejarah, Volume 40, 2012.
[3]. Allen dan Unwin, A Short History of Malaysia, Virginia Matheson Hooker 2003.
[4]. Antonio Gramsci, Prison Notebooks, Vol. II, disunting dan diterjemahkan Joseph A. Buttigieg, Columbia University Press, New York, 1996.
[5]. Andrew J. Harding dan James Chin, 50 Years of Malaysia, Federalism Revisited, Marshall Cavendish International, Marshall Cavendish Editions, Singapore, 2014.